Thursday, June 10, 2010

Caramu Merindukanku

Malam ini aku terpukau pada angan yang membeku, tak bisa bergerak hanya merapat saja di sudut-sudut situ. Berpikir tentang kamu dan hanya selalu tentang kamu. Wangimu, cara berjalanmu, cara tertawamu, cara bersenandungmu. Dan yang paling membuat ngilu, semua seolah berkelebat pasti di depan mataku. Lalu mendadak mencair. Nyes! Berubah menjadi cairan dingin yang menjalar hingga ke ujung kuku. Bukan hanya dingin malam, ini dingin kesepian.

Lalu aku ketakutan. Takut bila rindu ini akan berkepanjangan. Padahal kebiasaanmu terlanjur kuhafal sudah seperti asupan nutrisi yang berkecukupan, dan kehadiranmu? kehadiranmu bagiku adalah keseharian.

Caramu memanggilku dengan teriakan "Cenoooong" selalu kujawab dengan cengiran bersama mata menyipit tinggal sebatas garis, terkadang sembari tanpa ragu kamu usapkan telapak tanganmu dijidatku, tentu saja aku sering tersulut dan kesal, walaupun hanya dalam hitungan detik aku akan kembali jatuh di pundakmu. Lalu kebiasaanmu menggoda jurus rahasia berdandanku biasanya kubalas dengan raut pura-pura marah sambil mendaratkan cubitan di pinggangmu. Lalu segala gurauan kita yang tak pernah kita batasi, kita lepaskan bebas tanpa ada beban. Denganmu aku bahkan tak pernah malu, tak peduli bila akan terlihat jelek dan tak perlu terkekang oleh norma yang kaku. Juga caramu bernyanyi yang selalu membuatku yakin, bahwa pesona itu memang menjadi berkah, potensi dan harapan yang harus diwujudkan di masa depan. Belum lagi cerita-ceritamu tentang sejarah Cina, diskusi kita tentang cerpen kompas minggu, tentang headline surat kabar yang membuatmu gemas bila mata berputar-putar yang menjadi reaksiku. Tenang sayang, sudah banyak yang kuserap saat kamu bercerita dengan berapi-api saat itu, ya walaupun terkadang aku mencuri-curi waktu sesaat untuk membuka google agar bisa sedikit mengimbangimu. Lumayan lah agar ada bahan untuk mengomentari materi diskusi kita di saat itu. Yaya, Aku curang katamu, tapi kamu tak kalah curang. Kamu membuatku terbiasa dengan semua tentangmu, lalu aku terikat, tak bisa lepas dan bergantung padamu untuk menyentuh bahagiaku. Caramu mencintaiku yang sempurna, caramu merindukanku yang selalu terasa istimewa, semua lakumu yang jenaka dan menyebalkan, hingga setiap kebersamaan kita yang sederhana, tergubah menjadi alasan utama kerinduanku yang terasa terlalu lama. Oh Tuhan, air mataku terasa pahit meski tak tertelan barang sedikit. Entah kenapa aku pun yakin kamu pun merasakan hal yang sama, mungkin terdengar dari getirnya lagu sendu yang kamu bawakan dan hanya bisa kudengar lewat streaming radio malam ini.

Hidupku, keseharianku tanpa aku sadari adalah segala tentangmu. Tak heran bila malam ini aku terbujur layu, saat udara menyeruak di ruang yang menggemakan namamu. Sejak pagi tadi, belum kutemukan kamu.

Esok hari, aku harap rindu ini berbaik hati mempertemukanku dengan penawarnya.


Ciputat, 10 Juni 2010

2 comments:

  1. dek, kamu akan temukan bahagiamu....aku percaya itu

    ReplyDelete
  2. seperti aku juga percaya akan kau temukan bahagia dan terwujud impianmu mas.. amiennn...

    ReplyDelete