Monday, March 15, 2010

Sebuah Alasan

Saya sedih, ketika kamu bertanya kenapa dan saya tidak bisa menjawab. Dan saat kamu terus mengulang pertanyaan yang sama, rasanya saya hanya ingin menutup telinga rapat-rapat lalu berlari cepat-cepat. Bukan tak menghargai pertanyaanmu, tapi karena memang harus saya akui, saya tak mampu lagi berpikir yang lebih baik dari sekenanya.

Saya paham, bahwa sesuatu pasti hadir untuk sebuah misi dan tujuan. Mungkin tidak bisa kita mengerti sekarang, tapi nanti setelah itu berakhir, setelah berganti cerita, baru kita akan mengerti untuk alasan apa itu terjadi. Sekalipun alasannya hanya sederhana, sekedar suka.

Seperti jika kamu bertanya pada saya. Kenapa saya lebih suka warna merah muda dari pada putih. Atau ketika kamu bertanya kenapa saya selalu menyukai wewangian beraroma manis seperti coklat atau vanila. Saya memang sungguh tak punya alasan ilmiah. Jawaban sekedarnya yang bisa saya berikan adalah karena merah muda terlihat lebih lembut dan ceria. Atau jawaban lain tentang wangi vanila kesukaan. Saya pikir saya menyukainya karena bukankah kamu pernah bilang kalau kamu suka. Umm, tidak-tidak. Bahkan sejak sebelum bertemu kamu rasanya saya sudah menyukainya. Kalau begitu, mungkin itu karena aroma vanila yang melekat pada saya itu bisa membuat saya merasa menjadi perempuan paling manis dan menyenangkan. Persis seperti kue yang bertabur gula-gula. Tapi jangan heran ya, bila di lain waktu kamu melontarkan pertanyaan yang sama lagi pada saya mungkin sekali jawaban saya berubah, meski masih tetap sekenanya.

Sekarang ini saya tak ubahnya dengan kamu. Hanya bisa menjawab semuanya dengan ketidakpastian sembari erat-erat merapatkan genggaman. Memberi cukup janji agar tetap bersama menunggu pagi, tentu saja dengan tak lupa menuliskan banyak cerita hari ini. Namun di atas semuanya, saya selalu yakin, Tuhan tidak pernah lupa memberikan kebaikan, sekalipun saat kita menjalani pilihan hidup yang tidak selalu dianggap tepat. Tapi tepat tidak tepat itu menurut siapa sih, bukankah nanti kita baru akan menemukan alasan sebenarnya setelah menyelesaikan babak sampai pada titiknya. Termasuk untuk pertemuan dalam hidup kita :)

Dan bila saya bilang saya tidak sedang membutuhkan alasan dan hanya mengharapkan kamu disini untuk menyeka air mata saya, lalu menunggumu mengatakan bahwa kamu sungguh menginginkan saya, semua itu benar adanya.


Jogjakarta, 15 Maret 2010

2 comments:

  1. maaf ya, karena aku terlalu banyak bertanya, bukannya memberi petunjuk untuk jawabanmu...

    ReplyDelete
  2. Maaf juga ya, karena belum bisa memberi jawaban yang lebih baik dari sekedarnya. Tapi di atas semua itu, I love dreaming with u and really hope will make it true one day, my always love :)

    ReplyDelete