Wednesday, February 3, 2010

Berselisih Waktu

Saat aku sedang ingin menelponmu, kamu bilang tunggu dulu. Ada yang harus kamu persiapkan untuk pekerjaanmu.
Lalu malamku menunggu, sembari melahap puding mangga dan menonton film kartun milik keponakanku.

Sementara jalinan di otakku sepertinya mengikat terlalu kuat, berdenyut seolah sedang melagukan kamu. Kunikmati alunan di kepala sambil terus menunggu, kapan ya kamu selesai bekerja lalu bisa kudengar suaramu.

Ah, daripada resah ini memburu, iseng coba kuhitung ratusan domba di langit-langit yang lama-kelamaan tak lagi terlihat lucu. Hingga tak sengaja aku tertidur dan lupa janji menelponmu. Bagaimana ya kabarmu saat itu? Yang kutahu ada satu pesanmu di ponselku, tertinggal dan baru terbaca saat matahari munculnya masih malu-malu.

Hemmm, lantas sekarang haruskah aku menelponmu? Membangunkanmu untuk mendengarkan ceritaku yang tertunda sekian lalu. Ah, tapi kasihan juga kamu. Ya, sudahlah, sepertinya rindu ini memang sedang berselisih waktu.

Jogjakarta, 30 Januari 2010, dini hari

No comments:

Post a Comment