Wednesday, February 3, 2010

My Greatest Thing

Hallo perempuan hebat dalam hidupku,

Aku bukannya sekedar ikut-ikutan latah mengingatmu di satu hari dimana semua orang mengagungkan peranmu. Tapi ya kerena memang tak ada yang lain yang kubayangkan selain kamu saat aku terjaga di pertengahan tidurku seperti sekarang.

Terbayang dengan jelas bagaimana kamu tetap membuatkan telur setengah matang untukku sarapan saat aku masih duduk di bangku sekolah dulu. Bagaimana pagi harimu disibukkan dengan menyiapkan air panas untukku, menyiapkan seragam merah putihku, sampai susah payah mengucir rambut tipisku menjadi 2, hingga mencuat seperti air mancur. Hehehe itupun aku masih sering merajuk bila garis yang membelah kulit kepala terlihat kurang simetris. Ah, padahal bisa jadi itu yang terbaik dari penglihatan yang berbingkai kacamata minus ya. Maafkan aku yang dulu kalau begitu ;)

Lalu kau juga selalu ingat makanan kesukaanku. Membagi kepala ikan menjadi beberapa bagian agar aku bisa ikut kebagian saat harus beradu cepat dengan suami dan anak laki-lakimu :)

Belum lagi kalau aku ketahuan sakit, kepanikanmu mungkin akan melebihi dokter pribadi sekalipun. Kalau kebetulan kita sedang berdekatan dan aku tak sedang berstatus anak rantau, pastilah dengan sigap akan kau usap badanku dengan minyak hangat. Eh, aku juga ingat dulu saat kepalaku berdarah terantuk keramik gajah. Bukan karena darah mengucur deras di kepala yang membuatku stress bukan kepalang, tapi karena kau yang mendadak lemas melihatku berbalur cairan amis merah itu. Pasti kau sedih sekali ya saat melihatku begitu? Tapi ngomong-ngomong, aku senang kau menemaniku saat kepalaku harus dijahit hingga sekarang tertinggal pitak di sudut kiri. Eh waktu itu aku sudah bilang terimakasih belum ya?

Hallo, perempuan yang sebelum pulang ke Jakarta selalu minta dibelikan hena untuk melapisi warna putih di rambutnya.
Sabar dulu ya kalau sekarang baru bisa belikan satu kotak hena, mana tahu nasib mujur aku belikan hena sepabriknya nanti beberapa tahun lagi hehe ;) Humm, perempuan beruban yang luar biasa aku kagumi, dini hari seperti ini, biasanya aku sering mengganggu tidurmu. Perempuan sebayamu mungkin seharusnya sudah tertidur pulas dan mengistirahatkan lelahnya seharian. Tapi maaf lagi ya, kalau kau malah harus terjaga mengkhawatirkan aku yang pulang malam karena tugas siaranku ;( Eh, btw, aku sudah mengurangi jadwal malamku lho. Meski tetap saja dalam seminggu ada satu kali jadwal malam yang selalu memaksa kita bersitegang :'( tapi aku tahu kok, tak ada yang lain alasannya kecuali rasa sayangmu padaku :)

Nenek dari banyak cucu perempuan yang jago memasak, rindu tidak sih denganku?
Aku juga acap kali mendadak rindu bila teringat petualangan kita menelusur pasar, hobi yang sama yang membuatku berkeringat sampai sekarat. Atau geli bila ingat kebiasaanmu yang tak bisa berhenti berkomentar saat menonton serial kesukaan. Dan ternyata menurun padaku! Kita sama-sama suka bicara, ngecipris, orang jawa bilang. Coba mama dulu juga jadi penyiar saja, mungkin mama juga akan kebagian jadwal siaran malam, sama sepertiku hehehe, sudah bukan itu intinya.

Intinya... Ah, aku kangen ah. Kangen obrolan ringan kita saat kita berbagi bantal. Rumpi sana-sani yang membuat kita tak kunjung tertidur, atau menutup mata tapi mulut tak juga rapat tertutup :)
Walaupun kadang setelah aku berbalik badan, aku sering menyimpan air mata. Betapa sesungguhnya rasa sayangmu yang besar ingin aku balas dengan menjadi si bungsu yang berbakti.

Hallo yang disana :)
Lama juga ya aku tak menelponmu, sepertinya sudah beberapa hari yang lalu. 3 hari yang lalu ya terakhir? Ah, aku jadi malu nih. Padahal kau kan pasti tak pernah absen menyebut namaku di sholat malammu setiap hari. Humm, besok pagi aku pastikan akan menelponmu, akan aku sampaikan betapa anak bandelmu ini menyayangimu. Biarlah bila terdengar agak sinetron sedikit. Biar juga bila dibilang sekedar ikut trend setahun sekali. Tapi tahu lah mama aku tidak begitu.

Mam, aku minta maaf ya. Kalau masih banyak harapan dan impian yang belum berhasil aku wujudkan. Tapi satu yang pasti, aku sayang luar biasa sama mama. Kalau sampai ada yang meragukan ini, Arrrrrgh sini, biar aku tendang pakai sandal wedges!

Aku sayang banget sama Mamah. Terimakasihku tak terhingga untuk semuanya ya, Mah. Hiks

Jogjakarta dini hari, 22 Desember 2009

*Mam, tahun ini Santi absen bikin insert radio hari ibu yang biasanya selalu aku persembahkan buat mama, tapi bukan karena Santi uda males bikin-bikin sesuatu buat mama, itu cuman karena keduluan temen sekantor yang lebih rajin aja, hehe. Eh, besok santi kirimin sms puisi kaya biasanya juga ya, Mah :)

No comments:

Post a Comment