Wednesday, February 10, 2010

Mungkin Berhenti

Mungkin aku harus berhenti,

Sejenak merapikan emosi yang gelegarnya melebihi badai sore tadi.
Mencari kemana perginya perempuan yang selalu berselimutkan kelembutan hati.
Mengobati kaki kiri yang selamanya tertoreh bekas luka akibat paku yang kusebar di jalanku sendiri.
Memunguti kembali air mata yang jatuhnya berderai-derai dan tersebar hingga di sudut lantai.

Sepertinya aku harus berhenti,
Agar tersisakan jeda untuk menarik nafas dan mulai merangkai kalimat yang tak akan lagi menyakiti.

Ya. Aku akan berhenti di sini,
Agar tahu ini bukan tentang siapa yang paling cepat berlari,
Tapi siapa yang tinggal dan tetap bersama menyediakan hati.

Demi nyawa-nyawa kecil yang masih sembunyi di ruang imaji,
Aku berjanji,
Ini hanya sebentar membuatku mati suri, lalu hidup kembali.Tak lama segera kukejar ketertinggalanku dengan cinta yang akan lebih berenergi.

Kupastikan juga aku tak akan terlambat mengerti,
Bahwa hidup tak akan pernah mau menunggu selama aku berhenti.
Dia tetap pergi.


Jogjakarta, 11 Februari 2010

No comments:

Post a Comment