Wednesday, February 3, 2010

Dari Sekedar Putri Kecil

Papa, Lelaki idola sepanjang usia. Aku ini putrimu kan? Lihat, garis mata kita sama tak mungkin menipu. Syukur dan terimakasihku entah untuk kali keberapa, nyaris tak pernah kau buat segala inginku menunggu lama.

Mama, perempuan cantik dan tegar yang akan selalu begitu dimataku. Kita sering berseberangan pikiran, tapi Tuhan Maha Besar, aku tahu hanya kebahagiaanku yang kau jadikan garis tujuan. Adalah karunia terbesarku terlahir dari rahimmu dan dibesarkan oleh tanganmu.

Mama papa yang kuartikan segalanya,
Kalau boleh jujur dihadapan Tuhan,
Hanya kebahagiaan mama papa yang aku inginkan. Namun jika sekarang baru sebatas ini yang mampu aku berikan, berkenankah menunggu sebentar? Anakmu sedang mencari kebahagiaan di kaki gunung yang mungkin sulit papa mama banggakan.

Mama, perempuan hebat yang melahirkan dan membesarkan. Rasanya sungguh marah jika mama harus dilanda kesepian. Dan jika memang pesta kecil seperti yang persis terucap saat tetes genangan tak mampu kau sembunyikan dalam lantunan doamu belum mampu aku persembahkan. Masih bolehkan gadismu yang selalu terlihat kecil ini menghiba maaf di gudang persediaanmu yang tak pernah kehabisan.

Papa yang tak sekalipun pernah berhitung padaku. Masih bolehkah kuminta tepukan bangga papa dipundakku? Jika aku masih mengulur waktu terus mencari arti keberhasilan yang mungkin saja berahir dengan beda sudut pandang.

Mama, papa.
Segala kebaikan yang ada padaku adalah turunanmu padaku. Dan segala kukuranganku adalah kelalaianku atas ajaranmu. Aku mewarisi caramu merasakan nafas kehidupan dan memaknai persoalan, meski lalu terkadang kita menjadi bercabang ketika akhirnya sampai pada titik harus menyikapi keadaan. Bukan sekali tenggorokanku tercekat, sadari kau tak pernah kurang memberiku apa tanpa sekalipun mengingat.

Mama, papa.
Garis lahirku kental kentara atas doamu sepanjang sajadah tergerai. Dan putrimu ini sungguh ingin berkata benar. Demi setiap nama-nama baik bagiNya, sungguh tak ada yang lebih kucintai selain kalian.

Dan jika ini masih menjadi pertanyaan, semoga Jibril membisikkannya padamu nanti malam.

Jogjakarta, 18 Agustus 2009 *sekedar perempuan kecil yang ingin berarti dan mencari arti.

No comments:

Post a Comment