Namanya Sujud Sutrisno, lebih sering dikenal dengan nama Sujud Kendang. Nama yang cukup akrab di telinga kalangan seniman Jogjakarta, meski ternyata saya pun baru kemarin pertama kalinya melihat langsung aksi panggung "Mbah Sujud", nama panggung yang kerap disandangnya. Mengenai profesinya, beliau lebih suka menganggap dirinya sebagai "PPRT" atau "Pemungut Pajak Rumah Tangga" ketimbang pengamen, karena biasanya dia akan mendatangi satu rumah ke rumah lain untuk bernyanyi dan berharap kebaikan dari penghuni rumah :)
Bukan semata karena penampilan Mbah Sujud yang sederhana, selalu setia dengan surjan, blangkon dan hiasan kumis ala Asmuni di wajahnya yang membuat saya terkesima, namun juga kepiawaiannya menyanyi beberapa lagu medley langsung, tanpa terputus. Wooow tentu membutuhkan kemampuan vokal yang tidak main-main dengan pengaturan nafas yang baik. Improvisasi lirik lagu yang beliau mainkan juga terdengar hidup, muncul secara spontan, mengandung parodi, lelucon, sindiran, kritik sosial, dan terkadang diselingi hal-hal yang agak "vulgar" memaksa penontonnya untuk terlibat dan menyumbang tawa.
Meski sudah acap kali ikut pentas di panggung-panggung besar, yang berlevel nasional ataupun internasional, mbah sujud tetap memegang teguh prinsip hidupnya, "nrimo ing pandum". Sebuah falsafah Jawa yang berarti menerima suratan takdir dengan kesabaran dan kerendahan hati. Menurut Mbah Sujud, takdir atas dirinya berada di tangan Tuhan. Itulah kenapa setiap kali mengakhiri permainan musiknya, dia tidak pernah berharap bayaran, namun menerima apa yang orang lain berikan secara ikhlas.
Sedikit mengganggu saya, ketika mengetahui fakta dari wikipedia, ternyata beliau bahkan juga pernah membuat sebuah album yang sudah di pasarkan di Amerika Serikat dan Eropa. Sebuah album yang bertajuk "Street Music of Java", musik orisinil, direkam tahun 1976-1978. Kenapa lantas fakta ini bukan hanya membuat saya ikut merasa bangga tapi juga sedikit terganggu, karena ternyata beliau dan beberapa musisi yang terlibat di album bertaraf internasional itu tidak mendapatkan sepeserpun royalti dari hasil album yang sudah terjual.
Oh oh oh, Beliau bahkan jelas-jelas sudah lebih dulu go Internasional di banding Agnes Monica yang gembar gembornya di infotainment sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi masih saja kesederhanaan cara berpikir dan menyikapi hidup di letakkan di atas segalanya bahkan untuk sesuatu yang semestinya bisa diraba secara duniawi.
Seperti penghargaan yang diberikan oleh pimpinan grup musik Kua Etnika, Djaduk Ferianto, yang memberi gelar Mbah Sujud dengan sebutan "Pengamen Agung", bagi saya Sujud Kendang adalah sosok pengamen agung yang dalam arti sebenarnya, meski kecil perawakannya, namun jelas agung batinnya, agung juga nama dan kontribusinya untuk dunia kesenian.
Jogjakarta, 10 Januari 2010
wah..keren bgt ni emang mbah sujud...
ReplyDeleteberuntung banget nih mba dah ketemu beliau..
iya, baru sekali itu doang.. tapi meninggalkan kesan yang dalam... ciiieee :p
ReplyDeletedulu aku inget kalo acara opo sih kae jenenge.. sik sambi ngeling2. jumat jam9 mlm...
ReplyDeletemmm..
oh yo, humor alternatif, dibyo armand dsb dulu sering muter lagu ini. aku taunya juga dari gero juga ternyata.
hehehe.